Bentrok antarwarga kembali terjadi di Kelurahan Mancani,Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo,malam tadi.Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tiga rumah dibakar massa saat perang yang melibatkan warga dusun Batu dan Dusun Uri itu.
Pantauan SINDO di lokasi kejadian, dari tiga rumah yang dibakar massa, satu rumah rata dengan tanah.Tiga rumah tersebut yakni milik Rukman, Said, dan Abbas warga Desa Uri. Petugas dari satuan Pemadam Kebakaran juga tampak di lokasi guna memadamkan api yang membakar rumah. Selain membakar rumah warga, massa juga melempari pos polisi milik Kepolisian Sektor Mancani dan Kantor Lurah Mancani yang berada berdekatan dengan lokasi kejadian. Selain itu, dua warga juga terluka karena terkena lemparan batu di bagian wajah. Informasi yang dihimpun, Kejadian ini merupakan buntut dari peristiwa yang terjadi pekan lalu.
Saat itu, Roland, 28, warga Dusun Uri, merasa tersinggung karena dicegat oleh warga Batu saat hendak pulang ke rumahnya. Ketersinggungan itu bertambah setelah pemuda yang mencegat dirinya merusak motor yang dikendarainya. Kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Mancani. Namun, karena menganggap laporannya tidak ditanggapi,Roland bersama sejumlah pemuda Uri kemudian melakukan penyerangan ke Dusun Batu.Sekadar diketahui, dua dusun bertetangga itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari perkampungan mereka. Kedua kelompok warga mulai terlibat bentrok dengan saling lempar batu dan benda keras lainnya sekitar pukul 18.00 Wita, tadi malam.
Seorang anggota polisi yang jaga di pos polisi yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi juga sempat diserang warga, beruntung polisi yang petugas itu berhasil menyelamatkan diri.Kedua kubu saling klaim mereka diserang duluan. Dalam bentrokan itu juga terdengar suara letusan senjata rakitan tradisional jenis papporo. Puncak bentrokan terjadi sekitar pukul 19.00 Wita dimana warga membakar tiga rumah di Dusun Uri yang berada di tepi jalan trans Sulawesi. Beruntung penghuni ketiga rumah itu sudah tidak berada di dalam rumah saat rumah mereka dibakar massa. Akibat bentrokan ini juga, arus kendaraan yang melintas di jalur trans Sulawesi terpaksa ditutup selama tiga jam untuk menghindari tindakan brutal warga yang bertikai berimbas kepada pengguna jalan.
Kapolres Palopo AKBP Trijan Faisal, yang ditemui di lokasi kejadian sekitar pukul 20.00 Wita, mengatakan, pihaknya telah mengamankan enam warga yang terlibat dalam tawuran tersebut. “Identitasnya belum diketahui, keenamnya saat ini telah diamankan di Mapolres Palopo,” ujar Trijan. Menurutnya, pihaknya sudah meminta bantuan personel masing- masing satu pleton dari Kompi Senapan C Yonif 721 Makkasau, Kompi C Brimob Baebunta, dan Kodim 1403 Sawerigading.Pihaknya juga menurunkan personel Polres Palopo ke lokasi.
“Target kami untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku bentrokan, termasuk pihak yang diduga sebagai provokator atas kejadian ini, sementara itu kami juga mengejar Roland yang diduga sebagai dalang atas kejadian ini, sementara sejumlah petugas juga kami turunkan untuk menjaga rumah-rumah yang kosong ditinggal warga yang mengungsi akibat tawuran ini,”ungkapnya. Lurah Mancani, Hasma mengatakan, bentrokan antarwarga Dusun Uri dengan Dusun Batu bukan yang pertama kalinya terjadi. Menurutnya,warga kedua dusun memang kerap terlibat keributan. “Misalnya sepanjang tahun lalu, terjadi sebanyak tujuh kali keributan antarwarga di dua dusun,”ungkapnya.
Dia menyebutkan, Pemerintah Kota Palopo telah beberapa kali melakukan upaya agar kedua belah pihak berdamai. Namun, perdamaian itu tampaknya siasia, sebab warga kembali terlibat bentrok, dan bahkan menyebabkan warga terluka akibat bentrokan itu. “Setiap kali terjadi tawuran, pasti dilakukan langkah damai yang dihadiri oleh dua kelompok warga, namun tawuran tetap terjadi kembali yang umumnya disebabkan karena persoalan sepele,” ujar Hasma. Hal senada juga diungkapkan Wakil Wali Kota Palopo Rahmat Masri Bandaso yang menilai perlu dilakukan pendekatan persuasif antara kedua belah pihak yang bertikai.Menurutnya,Pemkot Palopo akan melakukan program usaha yang akan melibatkan kedua belah pihak bertikai yang umumnya adalah kalangan pemuda.
“Kami akan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat untuk menbicarakan perdamaian kedua belah pihak, termasuk meluncurkan program yang nantinya akan melibatkan kedua belah pihak,”ujarnya. Untuk diketahui, kejadian bentrok warga Dusun Uri dan Batu terakhir terjadi pada November 2009 lalu. Saat kejadian itu, dua personel kepolisian terluka akibat terkena lemparan batu warga.
Hingga pukul 22.00 Wita, tadi malam, kondisi sudah berangsur kondusif.Arus kendaraan di trans Sulawesi itu juga mulai lancar. Meski demikian, beberapa petugas masih tampah berjaga di lokasi kejadian.