Selasa, 05 Oktober 2010

Sarang Burung Walet Jadi Objek Pajak Baru

Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar terus berupaya mendorong pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak, dengan kreatif melihat objek pajak baru, salah satu di antaranya pajak kepemilikan sarang burung walet.

Wali Kota Makassar Ilham Arief Siradjuddin mengatakan, di wilayah Makassar sampai saat ini terdapat sekitar 40 pengusaha yang mengelola sarang burung walet. Potensi-potensi ini yang diharapkan ke depan dapat menjadi objek pajak baru. “Kurang lebih terdapat 40 pengusaha yang mengelola sarang burung walet di Makassar, yang nantinya dapat menjadi objek pajak. Ini dinilai cukup potensial dalam peningkatan penerimaan PAD,”ungkapnya saat menyampaikan jawaban atas pandangan fraksi- fraksi DPRD Sulsel terhadap jawaban rancangan peraturan daerah (raperda) pajak daerah.

Di samping mendorong lahirnya objek pajak baru, Pemkot ke depannya terus berupaya melakukan perbaikan dan perencanaan terhadap tata cara pemungutan dan pengelolaan pajak,peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan pengelompokan pengelolaan yang lebih terorganisir. Juru bicara fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Zaenal Daeng Beta dalam pandangan fraksinya,mempertanyakan tentang potensi pajak sarang burung walet di Kota Makassar ini. Di samping itu, dia menekankan ke depan dalam pengelolaan potensi pendapatan yang akan dikerjasamakan dengan pihak ketiga dilakukan selektif dan taat aturan.

DPRD Makassar Dinilai Tak Tegas

Posisi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Makassar dinilai melempem dan tidak bergigi.Berbagai rekomendasi yang dikeluarkan Dewan tidak dilaksanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. Pengusaha juga dinilai mengabaikan rekomendasi yang ada. Beberapa masalah yang ada di Kota Makassar seperti pemungutan retribusi dari pengunjung Mal Panakkukang (MP) dan Makassar Trade Center (MTC) masih terjadi dan belum ada tindakan nyata dari Pemkot untuk menyelesaikan rekomendasi tersebut. Padahal hal ini mendapat perhatian Dewan, bahkan melahirkan rekomendasi. Di samping itu, tempat parkir Hotel Denpasar yang terletak di kawasan Panakkukang juga masih beroperasi. Padahal lokasi parkir tersebut merupakan fasilitas umum, di mana rekomendasi Dewan agar area tersebut disterilkan. Masalah rekomendasi terkait pagar Karebosi juga belum dilaksanakan pengelola PT Tosan.

Padahal berdasarkan rekomendasi, pagar Karebosi tersebut harus direndahkan, di samping bangunan pagar harus pula dipadukan dengan tanaman bunga. Terakhir tidak digubrisnya rekomendasi Dewan terkait bangunan bengkel mobil Singaraja yang dinilai menggunakan ruang publik, belum juga dilakukan pembongkaran. Prihatin dengan kondisi tersebut, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Intelektual Pemerhati Bangsa Sulsel (Lintas Sulsel) mendatangi Gedung DPRD Makassar kemarin. Jenderal lapangan Fajrul Alim Nassul dalam tuntutannya, meminta DPRD Makassar bisa lebih serius dalam mengawal rekomendasi yang dikeluarkan. Dua anggota DPRD Makassar Imran Mangkona dan Abdul Rauf Rahman berjanji untuk melakukan evaluasi terhadap realisasi pada berbagai rekomendasi yang telah dikeluarkan Dewan.

Sabtu, 02 Oktober 2010

Bupati Bantul Dukung Referendum

Sebagai kata pembuka, terlebih dahulu saya akan memberikan dukungan untuk blog yang berjudul Gerbang Type Approval.

Setelah berbagai elemen masyarakat serta partai politik di DIY mendukung referendum untuk mengakhiri polemik pengisian jabatan gubernur dan wakil gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, kini giliran pemerintah di tingkat kabupaten dan kota yang merespons.

Salah satu Kepala Daerah di DIY yang mendukung langkah dari sultan untuk segera menggelar referendum adalah Bupati Bantul, Sri Suyawidati. Bupati perempuan pertamakali di DIY ini menegaskan mendukung penuh pernyataan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, yang meminta referendum dalam upaya pengesahan Rancangan Undang-Undang Keistimewaan DIY.

“Sebagai pimpinan masyarakat Kabupaten Bantul saya mendukung penuh langkah yang ditempuh Sultan demi rakyat Yogyakarta,” katanya, Jumat, 1 Oktober 2010

Istri dari mantan Bupati Bantul HM Idham Samawi ini juga menyatakan keistimewaan sudah menjadi harga mati bagi rakyat Bantul. Keputusan Sultan untuk referendum merupakan keputusan yang demokratis sehingga pihaknya akan mendukung demi rakyat Bantul dan rakyat DIY.

“Tak hanya masyarakat di Bantul yang saat ini jenuh dengan polemik Rancangan Undang-undang Keistimewaan yang tak kunjung habis. Saat ini tinggal menyelesaikan satu pasal, namun pemerintah pusat terkesan tidak mendengar aspirasi masyarakat Yogyakarta yang akan melaksanakan RUUK DIY jika nantinya sudah disahkan,” katanya.

Lebih lanjut Ida panggilan akrab dari Sri Suryawidati ini menyatakan sejarah juga membuktikan bahwa Yogyakarta merupakan satu-satunya daerah yang menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) setelah RI menyatakan diri merdeka.

“Keistimewaan harus melekat pada Yogyakarta, karena sejarah membuktikan bahwa kemerdekaan Republik Indonesia berasal dari Yogyakarta,” katanya.

Selasa lalu, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta penentuan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta dipilih secara langsung harus disepakati melalui referendum. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat, kata penguasa Yogyakarta itu, tak bisa menentukan itu sendiri.

“Yang berhak menentukan apakah Gubernur dan Wakil Gubernur DIY dengan pemilihan atau penetapan adalah rakyat Yogyakarta sehingga ketika pemerintah pusat menentukan adanya pemilihan untuk jabatan gubernur dan wakil gubernur maka harus dilakukan referendum terlebih dahulu,” kata Sultan di Yogyakarta.

Senin, 20 September 2010

Bentrok Warga,3 Rumah Dibakar

Bentrok antarwarga kembali terjadi di Kelurahan Mancani,Kecamatan Telluwanua, Kota Palopo,malam tadi.Meski tidak menimbulkan korban jiwa, tiga rumah dibakar massa saat perang yang melibatkan warga dusun Batu dan Dusun Uri itu.

Pantauan SINDO di lokasi kejadian, dari tiga rumah yang dibakar massa, satu rumah rata dengan tanah.Tiga rumah tersebut yakni milik Rukman, Said, dan Abbas warga Desa Uri. Petugas dari satuan Pemadam Kebakaran juga tampak di lokasi guna memadamkan api yang membakar rumah. Selain membakar rumah warga, massa juga melempari pos polisi milik Kepolisian Sektor Mancani dan Kantor Lurah Mancani yang berada berdekatan dengan lokasi kejadian. Selain itu, dua warga juga terluka karena terkena lemparan batu di bagian wajah. Informasi yang dihimpun, Kejadian ini merupakan buntut dari peristiwa yang terjadi pekan lalu.

Saat itu, Roland, 28, warga Dusun Uri, merasa tersinggung karena dicegat oleh warga Batu saat hendak pulang ke rumahnya. Ketersinggungan itu bertambah setelah pemuda yang mencegat dirinya merusak motor yang dikendarainya. Kejadian ini dilaporkan ke pihak Kepolisian Sektor Mancani. Namun, karena menganggap laporannya tidak ditanggapi,Roland bersama sejumlah pemuda Uri kemudian melakukan penyerangan ke Dusun Batu.Sekadar diketahui, dua dusun bertetangga itu hanya berjarak sekitar 500 meter dari perkampungan mereka. Kedua kelompok warga mulai terlibat bentrok dengan saling lempar batu dan benda keras lainnya sekitar pukul 18.00 Wita, tadi malam.

Seorang anggota polisi yang jaga di pos polisi yang hanya berjarak sekitar 50 meter dari lokasi juga sempat diserang warga, beruntung polisi yang petugas itu berhasil menyelamatkan diri.Kedua kubu saling klaim mereka diserang duluan. Dalam bentrokan itu juga terdengar suara letusan senjata rakitan tradisional jenis papporo. Puncak bentrokan terjadi sekitar pukul 19.00 Wita dimana warga membakar tiga rumah di Dusun Uri yang berada di tepi jalan trans Sulawesi. Beruntung penghuni ketiga rumah itu sudah tidak berada di dalam rumah saat rumah mereka dibakar massa. Akibat bentrokan ini juga, arus kendaraan yang melintas di jalur trans Sulawesi terpaksa ditutup selama tiga jam untuk menghindari tindakan brutal warga yang bertikai berimbas kepada pengguna jalan.

Kapolres Palopo AKBP Trijan Faisal, yang ditemui di lokasi kejadian sekitar pukul 20.00 Wita, mengatakan, pihaknya telah mengamankan enam warga yang terlibat dalam tawuran tersebut. “Identitasnya belum diketahui, keenamnya saat ini telah diamankan di Mapolres Palopo,” ujar Trijan. Menurutnya, pihaknya sudah meminta bantuan personel masing- masing satu pleton dari Kompi Senapan C Yonif 721 Makkasau, Kompi C Brimob Baebunta, dan Kodim 1403 Sawerigading.Pihaknya juga menurunkan personel Polres Palopo ke lokasi.

“Target kami untuk melakukan pengejaran terhadap pelaku bentrokan, termasuk pihak yang diduga sebagai provokator atas kejadian ini, sementara itu kami juga mengejar Roland yang diduga sebagai dalang atas kejadian ini, sementara sejumlah petugas juga kami turunkan untuk menjaga rumah-rumah yang kosong ditinggal warga yang mengungsi akibat tawuran ini,”ungkapnya. Lurah Mancani, Hasma mengatakan, bentrokan antarwarga Dusun Uri dengan Dusun Batu bukan yang pertama kalinya terjadi. Menurutnya,warga kedua dusun memang kerap terlibat keributan. “Misalnya sepanjang tahun lalu, terjadi sebanyak tujuh kali keributan antarwarga di dua dusun,”ungkapnya.

Dia menyebutkan, Pemerintah Kota Palopo telah beberapa kali melakukan upaya agar kedua belah pihak berdamai. Namun, perdamaian itu tampaknya siasia, sebab warga kembali terlibat bentrok, dan bahkan menyebabkan warga terluka akibat bentrokan itu. “Setiap kali terjadi tawuran, pasti dilakukan langkah damai yang dihadiri oleh dua kelompok warga, namun tawuran tetap terjadi kembali yang umumnya disebabkan karena persoalan sepele,” ujar Hasma. Hal senada juga diungkapkan Wakil Wali Kota Palopo Rahmat Masri Bandaso yang menilai perlu dilakukan pendekatan persuasif antara kedua belah pihak yang bertikai.Menurutnya,Pemkot Palopo akan melakukan program usaha yang akan melibatkan kedua belah pihak bertikai yang umumnya adalah kalangan pemuda.

“Kami akan melakukan pendekatan dengan tokoh masyarakat setempat untuk menbicarakan perdamaian kedua belah pihak, termasuk meluncurkan program yang nantinya akan melibatkan kedua belah pihak,”ujarnya. Untuk diketahui, kejadian bentrok warga Dusun Uri dan Batu terakhir terjadi pada November 2009 lalu. Saat kejadian itu, dua personel kepolisian terluka akibat terkena lemparan batu warga.

Hingga pukul 22.00 Wita, tadi malam, kondisi sudah berangsur kondusif.Arus kendaraan di trans Sulawesi itu juga mulai lancar. Meski demikian, beberapa petugas masih tampah berjaga di lokasi kejadian.